Psikolog Polda Jatim Sebut Unggahan Anak Dita Pelaku Bom Surabaya Mengisyaratkan Pesan Misterius







Anak sulung pelaku bom bunuh diri, Dita, di Surabaya tampak mengisyaratkan sebuah pesan misteri. Hal ini diketahui dari beragam postingannya di akun Instagram.
Dilansir TribunJakarta.com dari tayangan Aiman, YouTube Channel Kompas TV, Aiman menunjukkan kejanggalan dalam tulisan yang diposting sang anak pelaku.

Tampak dalam postingan itu sebuah pemandangan dari jendela.
Aiman mendapatkan informasi mengenai akun sosial anak Dita dari seorang guru yang mengajar anak tersebut.

Ketika ditanyakan pada pihak sekolah, guru dari anak tersebut mengatakan bahwa foto itu merupakan foto sekolahnya.
"Itu foto sekolah kami di sini," kata guru tersebut. BANDARQQ

Postingan anak Sulung Dita ini dianggap janggal karena ia sedang tidak ada rencana meninggalkan sekolahnya.

Sementara anak Dita baru kelas 11 SMA bukan kelas 12 yang hendak lulus.
Menurut guru dan temannya, dia tidak ada rencana pindah sekolah.
Foto yang diunggah tertanggal 3 Februari 2018 tersebut diartikan oleh Kepala Bagian Psikolog Polda Jawa Timur, AKBP Said Rivai sebagai sebuah pesan misterius.

Dirinya mengungkapkan, seseorang yang mengalami peristiwa ini akan mengekspresikannya melalui media lain.

"Kalau dia tidak perlu ngomong ke orang lain dengan pesan tersamar," ungkap AKBP Said Rivai.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, meski sang anak bersikap normal namun anak tersebut harus menjaga rahasia kegiatan itu. 

"Meski terlihat bersikap normal, dia harus merahasiakan itu. Pasti dia mendapatkan tekanan yang luar biasa," imbuhnya.
Menurutnya, seseorang yang harus menjaga sebuah kerahasiaan itu mengalami tekanan tinggi.

"Orang disuruh menjaga kerahasiaan itu pasti (tekanan) tinggi sehingga dia secara tersamar menuangkan emosinya lewat media sosial atau media lain," tegasnya.

Diketahui sebelumnya, saat peristiwa bom gereja Surabaya, anak sulung ini bersama adiknya mengendarai sepeda motor dan dinyatakan meninggal dunia.
Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya diduga satu keluarga.

Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, berdasarkan hasil investigasi Polri, Minggu (13/5/2018).

"Pelaku diduga satu keluarga," ungkap Kapolri saat konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) petang.

Sebagaimana diketahui bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.

Selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan tidak lama kemudian bom meledak di gereja GKI di Jalan Diponegoro.

Menurut Kapolri, pelaku yang menyerang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah bapaknya, bernama Dita.
Dita melakukan serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.
"Diduga keras Dita," tegas Kapolri.

Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar istri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.
"Istrinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian anaknya yang perempuan berumur 12 tahun dan Pamela Rizkita (9 tahun)," ujar kapolri.

Di lokasi ledakan ketiga di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, kata Kapolri, pelakunya adalah dua laki-laki yang juga merupakan putra dari Dita.
"Putera dari pak Dita, yang satu namanya Yusuf Fadil, usianya 18 tahun dan Firman, usianya 16 tahun," kata Kapolri.

Tito menegaskan semua serangan di tiga gereja adalah serangan bom bunuh diri.
Seorang tetangga pelaku, Tanjung (50), mengungkapkan pelaku telah tinggal sejak 2010-2011 lalu.
Keluarga pelaku juga diketahui berasal dari Banyuwangi.

"Setengah tertutup, kalau ketemu ya nyapa," kata Tanjung pada TribunJatim.com, Minggu (13/5/2018).

"Sebelum ada insiden, sekitar jam 13.00 WIB, ada beberapa orang datang. Busananya sama, tertutup gitu," ujarnya.
Ia menyebutkan mengetahui keseharian keluarga pelaku sebagai penjual obat herbal.

"Pekerjaan (mereka) saya nggak tahu pasti, yang saya tahu sering jual herbal gitu," kata Tanjung.
Anaknya pun terlihat sering bermain di depan rumahnya.



"Anaknya juga sering sepedaan di depan rumah," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment

 

vip domino © 2012 | Designed by Tagamet for warts

Thanks to: No Deposit Casino Bonus, Spielautomaten and Bajar de peso