Aksi 3 Jenderal Polisi Menyamar Sikat Anak Buah Nakal dan Praktek Pungli

Masih hangat dalam ingatan kita tentang aksi heroik Ibu AKP Rochana
Sulistyaningrum yang nekat menyamar jadi Wanita PSK demi menghentikan
praktek pelacuran di wilayah tempatnya bertugas. Tak kalah hebat
dengan Ibu Kapolsek Rochana,  3 Jenderal Polisi ini juga rela menyamar demi
memberantas anak buah nakal yang kerap melakukan praktek pungli serta
pelayanan Kepolisian yang tidak profesional untuk masyarakat. Siapa sajakah
para petinggi Polri yang luar biasa ini? Langsung saja kita garukk cuy

1. Komjen Suhardi Alius, Menyamar Jadi Korban Kejahatan Hipnotis

Mengutip dari detik.com, Komjen Suhardi Alius sewaktu masih menjabat
Wakapolda Metro Jaya di tahun 20011/2012, dirinya pernah menyamar jadi
warga biasa yang menjadi korban kejahatan Hipnotis. Hal ini bertujuan agar
dia mengetahui secara langsung bagaimana kinerja ‘asli’ anak buahnya di
lapangan

Dengan berpenampilan seminimalis mungkin, memakai celana jins, kaos
oblong serta sendal jepit swallow dirinya mendatangi sebuah Polsek di
Jakarta Pusat. Ketika melapor ada Bintara Muda yang sedang bertugas jaga
justru menunjukkan sikap cuek, malahan menyuruh Komjen Suhardi untuk
pergi ke Pospol saja, konyolnya lagi tanpa dianterin juga.

Adik saya kena hipnotis, jawab Suhardi saat ditanya bintara muda itu. Bintara
muda lantas menyarankan Suhardi lapor ke pos polisi (pospol). Dia kesal
lantaran petugas polsek itu tidak mau menerima laporannya. Ia pun meminta
sang bintara mengantarnya ke pospol. Dilihatnya banyak mobil patroli yang
nganggur di situ. Namun, bintara tersebut tetep keukeuh tidak mau mengantar
sang jenderal yang sedang menyamar itu.
















Singkat cerita saat di Pospol Komjen Suhardi bertemu dengan Bintara yang
sudah berusia paruh baya, tapi ia begitu sigap melayani Suhardi dengan baik
dan profesional. Esoknya paginya, Komjen Suhardi langsung menghubungi
Kapolres Jakarta Pusat agar memanggil Bintara baik hati itu untuk segera
menghadapnya

Selanjutnya Komjen Suhardi memberikan hadiah penghargaan kepada Polisi
Tua yang dianggapnya cakap dan tulus membantu ketika masyarakat
membutuhkan pertolongan. Bagaimana dengan nasib bintara muda yang cuek
bebek entu? Untungnya cuma ditegur doang cuy agar tidak mengulangi lagi
padahal bisa banget loh kalo Komjen Suhardi ini minta agar anak buahnya
yang tengil tersebut segera di mutasi ke tempat yang gak pernah dilewati
manusia


2. Irjen Arief Sulistyanto, Menciduk Polantas Nakal

Cerita blusukan Jenderal Polisi nyamar berikutnya datang dari Irjen Arief 
Sulistyanto. Di bulan Juni tahun 2004, Saat Irjen Arief baru beberapa hari
menjadi Kapolda Kalimantan Barat. Dirinya sengaja memboncengkan sang
istri tercinta untuk berkeliling Kota Pontianak dengan sepeda motor

Tanpa dikawal dengan ajudannya, hanya berdua dengan sang istri dan tidak
memakai seragam Polisi. Di sebuah pos Penjagaan Polisi dekat pasar, dirinya
melihat sejumlah pengendara motor yang sedang bergerombol di satu sudut.













Polisi-polisi lalu lintas yang berjaga di tempat itu nakal. Mereka menangkapi
para pengendara motor yang melanggar rambu larangan U-turn untuk
kemudian dibawa masuk ke Pos Lantas. Hampir satu jam ia mengamat-amati
kemudian mulai mendekati pos. Konyolnya Irjen Arief malah diusir oleh para
Polantas nakal yang sedang bertugas.

Cerita selanjutnya bisa ditebak, Arief langsung membentak memarah-marahi
para Polantas nakal itu. Betapa ketakutannya mereka ketika mengetahui orang
yang tadinya mereka usir itu ternyata Kapolda Kalimantan Barat. Hukuman
tegas pun sudah menanti mereka! Endingnya Pos Lantas langsung disuruh
bongkar, diubah menjadi Balai Polisi dan Masyarakat.


3. Irjen Djoko Prastowo, Menangkap Basah Praktek Pungli Tilang Anak Buah

Jauh lebih sadis kelakuan oknum Polisi Nakal kepada Irjen Djoko Prastowo, Ya
jenderal besar ini juga pernah dikerjai oknum bawahannya sendiri. Di
penghujung tahun 2015 Irjen Djoko Prastowo pernah mengemudikan mobil 
sendirian tanpa atribut kepolisian dan pengawalan satupun saat dirinya
melintasi Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Layaknya warga sipil biasa, di salah satu ruas jalan dia melanggar rambu-rambu
dan langsung kena semprit polisi lalu lintas yang berjaga di tempat itu.
Kemudian Jenderal yang sedang menyamar jadi warga sipil ini diajak masuk
ke dalam Pos Penjagaan Polisi. Lucunya ketika di dalam Polisi bandel itu
bukan memberikan surat bukti pelanggaran tilang melainkan mengajaknya
bernegosiasi alias minta uang jago aka uang damai.

Irjen Djoko awalnya tidak mau memberikan uang, ia ingin agar ditilang resmi.
Namun oknum polisi itu terus-terusan saja keukeh minta duit dan proses nego 
berjalan alot hingga Irjen Djoko mengalah dan mengeluarkan sejumlah uang
yang diminta si polisi nakal itu.


0 comments:

Post a Comment

 

vip domino © 2012 | Designed by Tagamet for warts

Thanks to: No Deposit Casino Bonus, Spielautomaten and Bajar de peso